Hujat, Gosip, Fitnah Online Itu Juga Dosa

Semenjak medsos menjadi tren dan kebebasan berbicara tidak dibatasi, media ini seperti medan tempur ide, hasutan, hujat, gosip, fitnah dan lainnya. Sayangnya banyak yang sudah lupa soal dosa di ranah medsos. Antara mata, jari dan otak sudah tidak sinkron. Ketika mata melihat, jari langsung mengetik dan sayangnya tidak menggunakan pertimbangan alias hikmat. Akhirnya hanyalah hujat, gosip dan fitnah saja yang timbul.

Mereka lupa, bahwa dosa itu lintas media. Dulu orang bilang melihat video porno dan website itu bukan dosa. Tetapi esensi dosa penzinahan ada di situ. Kesimpulannya dosa. Pun dengan hasutan, hujat, gosip dan fitnah di medsos. Itulah tipu daya iblis saat ini. Perpecahbelahan dan kebencian menjadi roh terkuat di medsos ini. Sayang orang jadi tidak ngeh. Mungkin dipikirnya mana bisa si iblis masuk ke komputer.

Di lain sisi saya yakin ada penularan roh ketidak baikan ketika kita membacanya. Kita jangan lupa hal ini. Untuk itu jangan pernah terpancing membaca kalau tidak kuat roh. Karena bisa2 kita akan ikut menghasut, hujat, gosip dan fitnah. Kalau hal ini terjadi… Yap, strategi iblis berhasil.

Saya tidak mau ikutan, karena saya cinta Tuhan Yesus yang punya kasih. Lebih baik kita menabur kasih.

#tobatsosmed

Cinta dan Kultus

Hari ini ada yang saya tanyakan ke Tuhan Yesus. Ini berkaitan dengan relasi saya dengan Dia. Saat saya menonton TV pagi, semangat pagi judulnya, Efendi Gazali dalam satu statementnya menyebutkan kata Kultus. Kata yang sering didengar apabila berkaitan dengan keyakinan. Keyakinan atau kepercayaan selalu berujung pada pengkultusan subyek, entah itu berwujud maupun tidak berwujud. Pengkultusan ini menjadi yang tidak rasional menjadi rasional. Selain itu pengkultusan membuat kaca mata kuda bagi yang mengamininya.

Kultus bagi saya adalah cinta yang berlebihan dan tidak berbalas. Bagi yang menkultuskan, seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan tetapi punya keyakinan tinggi bahwa dia mendapatkan tepukan. Nah, apakah cinta saya kepadaNya adalah kultus atau cinta dua arah?

“Apakah Engkau kasihi aku Tuhan Yesus?” tanyaku coba selidiki.

“Menurutmu? Apakah aku kasihi Daniel?”

“Saya takut mengkultuskan Engkau Tuhan” jawabku. Lain tanya lain jawab saya. Tapi inilah yang ada dalam pikiran saya.

“Apakah Engkau selalu berharap tetapi tidak pernah dapatkan? ”

Saya berfikir sejenak. Iya. Saya ini sepertinya tidak mengetahui esensi cinta dan kultus. Saya masih mengkultuskan Tuhan saya. Saya seperti penyembah berhala yang tidak tahu bahwa Tuhan saya hidup dan memberikan kasih ke saya.

“Saya mengetuk, Engkau bukakan Tuhan. Saya mencari, Engkau arahkan saya untuk mendapatkan. Saya bertanya, Engkau selalu jawab. Engkau hidup dan Engkau mencintai saya. Selama ini saya menganggap Engkau adalah berhala saya, Tuhan. Saya mengkultuskan Engkau layaknya berhala” jawabku sedih

“Jangan pernah mengkultuskan Aku, tapi cintailah Aku. Aku adalah penciptamu. Sembahlah Aku dalam cinta, bukan dalam kekosongan hatimu. Aku adalah sumber cinta itu.” Tuhan tersenyum menyambut saya.

Iya Tuhan. Saya akui belumlah cinta saya menyambangimu. Selalu kalah dengan keduniawian. Kultus, selamat tinggal. Saya adalah cinta. Sumber cinta untuk Tuhan Yesus.

Daniel

Berkat Perkawinan Emas

Kemarin hari yang luar biasa. Orang tua kami merayakan usia perkawinan 50 tahun. Jarang sekali orang bisa merayakan momen ini. Apabila dihitung, kalau usia perkawinan yang ke 50, artinya Tuhan mengijinkan pasangan tersebut memiliki usia lebih dari 80 tahun apabila mereka menikah di usia 30an. Ditengah zaman yang tidak mempercayai lembaga perkawinan, perayaan kemarin merupakan angin segar. Mereka berdua memberi contoh yang luar biasa!

Dari cerita mereka berdua, kehidupan pernikahan bukanlah hal yang mudah. Banyak kendala dan halangan yang merintangi selama 50 tahun. Bahkan lebih banyak duka dan kesusahan dibandingkan dengan kesenangan. Tapi itulah indahnya hidup dalam keyakinan di dalam Yesus Kristus.

Lalu saya coba renungkan, apakah indahnya menikah lebih dari 50 tahun. Dalam bayangan sesaat saya sepertinya isinya adalah pertengkaran, saling curiga, masalah yang silih berganti dan akhirnya hanya berujung duka. Itulah kenapa banyak pernikahan yang kandas sebelum memasuki usia 25 tahun. Mereka tidak tahan uji. Padahal indahnya perkawinan itu adalah adanya banyak masalah. Tanpa masalah, kita tidak memiliki kualitas manusia yang tahan uji. Cara Tuhan tidak seperti itu.

Inilah akhirnya doa saya. Panjangkan usia perkawinan kami sampai mati memisahkan kami. Segala cobaan, tantangan akan kami lalui bersama Tuhan Yesus. Karena kami tahu Engkau yang terbaik dan selalu memberikan jalan untuk masalah-masalah kami.

 

Tuhan Punya Telinga

Siapapun yang bertelinga pasti bisa mendengar. Siapapun yang bertelinga mau tidak mau mendengar. Pun saat ditutup telinganya. Apalagi saat yang berbicara suaranya keras. Siapapun yang mendengar, mau tidak mau tahu apa yang dibicarakan. Sedikit maupun banyak, informasi yang disampaikan pasti sampai.

Kita layaknya segambar dengan Allah. Sehingga, jika kita punya telinga untuk mendengar, Allah pasti punya telinga super peka dan multitasking untuk mendengar umatnya yang berjumlah milyaran ini. Rasanya sulit menggambarkan bagaimana cara Allah mendengarkan kita. Saya sendiri apabila ada 2 orang berbicara kepada saya dengan tema yang berbeda-beda sudah bingung luar biasa. Keterbatasan otak kita yang tidak bisa menerima masukan secara paralel. Allah? Luar biasa! Seberapa banyaknya umatNya, dia dengan jelas mendengarkan dan mengingatnya.

Kalau sudah mendengarkan kita lalu apa? Nah ini tergantung dari kedekatan kita denganNya. Walau Tuhan maha pengasih lagi penyayang, tapi Dia akan memprioritaskan orang-orang yang dekat denganNya. Dekat denganNya artinya menurut perintahNya dan taat kepadaNya. Mudah tapi sulit bagi kita yang tidak mengasihiNya.

Jadi dekatkanlah diri kita dahulu. Tanggalkan kedagingan dan mulai meninggalkan keduniawian. Niscaya Tuhan bukan hanya mendengar. Tapi Tuhan senantiasa memberikan diriNya untuk kita.

Tuhan Allah Bapa. Saya kasihiMu dan selalu taat kepadaMu.

 

Enough is enough

Saya tersadar kalau masih berdiri di titik ini. Belum bergeser ke depan atau ke belakang. Saya tidak menyadari kalau saya terbuai selama 20 tahun. Pencapaian yang tidak ada artinya apa2 dibandingkan apa yang diinginkan Tuhan.

Saatnya mengambil sikap. Saya mau kedepan untuk menjadi yang terbaik. Bukan untuk saya, tetapi sesama saya. God… Enough is enough. I just want to move forward.

Daniel

2015 : Cari Dahulu KerajaanNya dan KebenaranNya

… maka semuanya akan ditambahkanNya kepadamu.

Bagian terakhir hanya bonus. Bukan tujuan. Tujuan harus fokus cari dahulu kerajaanNya dan kebenaranNya.

Tahun 2014 dan sebelumnya rasanya seperti perjalanan turun naik. Tidak jelas fokus dan tujuan yang akan dicapai. Bekerja, bekerja, dan bekerja. Tapi hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Lebih banyak berkonflik dan mencari-cari.

Tahun 2015 haruslah lain. Bukan tujuan finansial yang diraih. Tapi tujuan rohaniah. Karena tujuan rohaniah inilah yang akan membangkitkan tubuh, jiwa dan roh saya.

Doa saya sederhana… Yang Kau mau jadilah Tuhan… Bukan kehendakKu, tapi visimulah yang ada dalam hidup saya. Masuklah ya Roh Kudus… pimpin roh saya. Biar saya berbuat dan berbuah untuk sesama saya dan orang melihat Engkau Yesus di hidup saya.

Saya mengasihi Engkau Yesus… I’m Back to You… Forever.

Jakarta, 2015

20.14

Tahun depan (8 jam lagi) harus dimulai dengan optimis. Harus tancap gas. Banyak di tahun 2013 yang belum terwujud.

TAPI

2014 harus diawali dengan kerendahan hati, lalu dilewati dengan ketaatan dan diakhiri dengan syukur.

Umur sudah mendekati 40. Artinya sudah setengah jalan. Disinilah tahap penentuan. Sukses? Gagal? atau Jalan di tempat…

Terima kasih tahun 2013. Terima kasih Indonesia. Terimakasih teman2. Terima kasih keluargaku. Dan terlebih, terima kasih Tuhanku.

2014… I will ready!

Passion

Hidup itu harus ada passion. Bahasa indonesianya gairah. Gairah inilah yang mendorong orang untuk melakukan yang terbaik tanpa melihat segala kekurangannya. Dia akan maju terus, mendobrak dan akhirnya dapat menyelesaikannya dengan baik. Tidak ada lelah-lelahnya untuk melakukan inovasi agar terus menjadi baik.

Karena passion lah ada Tuhan Yesus yang menyelamatkan manusia dari dosa dan memberikan pembaruan hidup. Karena passion juga ada produk Mac dari Steve Jobs yang bisa mengubah dunia komputasi dengan gadgetnya dan ekosistem komputasinya. Karena passion juga ada facebook dari Mark Zuckerberg sehingga mengubah tata cara komunikasi menjadi lebih luas. Passion juga yang membuat Andrew Darwis membuat budaya baru online di Indonesia melalui kaskus.

Ada yang bilang passion itu adalah hobi. Tapi hobi itu kadang tidak mendorong orang untuk melakukan yang terbaik. Hobi lebih pada kesenangan kita terhadap suatu obyek. Masih beberapa level dibawah passion. Hobi yang digerakkan oleh passion, bisa jadi luar biasa.

Hobi saya adalah IT. Dan menurut hati nurani saya, passion saya adalah pelayanan. Saya sangat berbinar-binar apabila diminta untuk melayani orang muda. Saya akan memberikan yang terbaik bukan hanya moril tapi material juga. Apalagi ngobrol soal pelayanan. Rasanya tidak ada bosan-bosannya.

Sayangnya saya tidak bisa mendobrak saat ada tantangan. Jadilah passion saya ini terhenti. Saya masih mencoba menggabungkan antara passion dan hobi saya. Semoga passion saya akan tersalurkan kembali. It’s my prayer and hope!

Daniel

Ada Apa di 2013

Tahun yang baru ini banyak orang berlomba-lomba untuk memberikan resolusi. Resolusi mereka ada yang rohani dan non rohani. Tetapi rata-rata positip.

Lalu apa yang menjadi resolusi saya tahun 2013 ini? Hm… saya pikir sudah saatnya fokus di pelayanan keluarga. Anak-anak sudah mulai kritis dan perlu diarahkan. Bagi saya keluarga adalah yang utama. Ketenangan saya bekerja apabila keluarga dalam kondisi yang baik. Bila ada salah satu anak saya yang sakit, saya pasti tidak tenang bekerja. Partner saya di pekerjaan selalu bilang “… family come first.”

Saya yakin apabila keluarga jadi yang utama, pekerjaan, relasi dan target hidup saya yang lain akan terus menanjak dan tercapai.

Daniel

Kembali Ke Jalan

Sudah lama sekali tidak merasakan gereja sebagai tempat ibadah, berbagi kasih dan mendengar firman Tuhan. Sampai-sampai capek sekali tiap minggu tidak ada yang mengisi bensin “rohani”. Walau saya tipe orang yang tidak suka disuap begitu saja, tapi rindu juga memiliki rasa tinggal diam di rumah Tuhan.

Saya sedang pikirkan kembali jalan ke arah yang benar. Seakan-akan kehidupan rohani saya saat ini kering. Gampang saja indikatornya.

Saya harus kembali… Saya tahu jalan, tapi malas untuk ke jalan itu. Ada yang membuat saya malas, dan itu harus segera saya singkirkan. Saya harus hidup lebih teratur dalam Tuhan. Memiliki waktu yang berkualitas dan tentunya punya hati yang tetap mengasihi sesama saya.

I’ll be back home God… Please wait for me. A lot of people waiting for my hand to helping them.